KONSEP KOPERASI
Munkner dari
University of Marburg, Jerman Barat membedakan konsep koperasi menjadi dua :
konsep koperasi barat dan konsep koperasi sosialis. Hal ini dilatarbelakangi
oleh pemikiran bahwa pada negara-negara barat dan negara berpaham sosialis,
sedangkan konsep yang berkembang di negara dunia ketiga merupakan perpaduan
dari kedua konsep tersebut.
KONSEP KOPERASI BARAT
Konsep koperasi barat
menyatakan bahwa koperasi merupakan organisasi swasta yang dibentuk secara
sukrela oleh orang-orang yang mempunyai persamaan kepentingan, dengan maksud
mengurusi kepentingan para angotanya serta menciptakan keuntungan timbal balik
bagi anggota koperasi maupun perusahaan koperasi. Persaman kepentingan tersebut
berasal dari perorangan atau kelompok. Kepentingan bersama suatu kelompok
keluarga atau kelompok kerabat dapat diarahkan untuk membentuk atau masuk
menjadi anggota koperasi.
Jika dinyatakan secara
negatif, maka koperasi dalam pengertian tersebut dapat dikatakan sebagai
“organisasi bagi egoisme kelompok”. Namun demikian, unsur egoistik ini
diimbangi dengan unsur positif sebagai berikut.
·
Keinginan
individual dapat dipuaskan dengan cara bekerja sama antar sesama anggota,
dengan saling membantu dan saling menguntungkan.
·
Setiap
individu dengan tujuan yang sama dapat berpatisispasi untuk mendapatkan
keuntungan dan menanggung resiko bersama
·
Hasil
berupa surplus/ keuntungan didistribusikan kepada anggota sesuai dengan metod
yang telah disepakati.
·
Keuntungan
yang belum didistribusikan akan dimasukkan sebagai cadangan koperasi
Dampak
langsung koperasi terhadap anggotanya adalah :
·
Promosi
kegiatan ekonomi anggota
·
Pengembangan
usaha perusahaan koperasi dalam hal investasi, formasi permodalan, pengembangan
sumberdaya manusia, pengembangan keahlian untuk bertindak sebagai wirausahawan
dan kerjasama antarkoperasi secara horizontal dan vertikal
Dampak tidak langsung
koperasi terhadap anggota hanya dapat dicapai, bila dampak langsungnya sudah
diraih. Dampak koperasi secara tidak langsung adalah sebagai berikut :
·
Pengembangan
kondisi sosial ekonomi sejumlah produsen skala kecil maupun pelanggan.
·
Mengembangkan
inovasi pada perusahaan skala kecil, misalnya inovasi teknik dan metode
produksi.
·
Memberikan
distribusi pendapatan yang lebih seimbang dengan pemberiang harga yang
sewajarnya antara produsen dengan pelanggan, serta emberian kesempatan yang
sama pada koperasi dan perusahaan kecil.
KONSEP KOPERASI SOSIALIS
Konsep koperasi
sosialis menyatakan bahwa koperasi direncanakan dan dikendalikan oleh
pemerintah, dan dibentuk dengan tujuan merasionalkan produksi, untuk menunjang
perencanaan nasional.
Sebagai alat pelaksana
dari perencanaan yang ditetapkan secara sentral, maka koperasi merupakan bagian
dari suatu tata administrasi yang menyeluruh, berfungsi sebagai badan yang
turut menentukan kebijakan publik, serta merupakan badan pengawasan dan pendidikan.
Peran penting lain koperasi adalah sebagai wahana untuk mewujudkan kepemilikan
kolektif sarana produksi dan untuk mencapai tujuan sosial politik. Menurut
konsep ini, koperasi tidak berdiri sendiri tetapi merupakan sub sistem dari
sistem sosialisme untuk mencapai tujuan- tujuan sistem sosialis-komunis.
KONSEP KOPERASI NEGARA BERKEMBANG
Sementara di dunia
ketiga, walaupun masih mengacu kepada kedua konsep tersebut, namun koperasinya
sudah berkembang dengan ciri tersendiri, yaitu dominasi campur tangan pemerintah
dalam pembinaan dan pengembanganya. Campur tangan ini memang dapat dimaklumi
karena apabila masyarakat dengan kemampuan SDM dan modalnya yang terbatas
dibiarkan dengan inisiatif sendiri untuk membentuk koperasi, maka koperasi
tidak akan pernah tumbuh dan berkembang. Sehingga di perkembangan koperasi
negara berkembang seperti Indonesia dengan top
down approach pada awal pembangunannya dapat diterima, sepanjang polanya
selalu disesuaikan dengan perkembanga pembangunan di negara tersebut. Dengan
kata lain penerapan pola top down harus
diubah secara bertahap menjadi bottom up
approach hal ini dimaksudkan agar rasa memiliki (sense of belonging) terhadap koperasi oleh anggota semakin tumbuh,
sehingga para anggotanya akan secara sukarela berpatisipasi aktif.
LATAR BELAKANG TIMBULNYA ALIRAN
KOPERASI
Perbedaan
aliran dalam koperasi berkaitan dengan faktor ideologi dan padangan hidup (way of life) yang dianut oleh negara dan
masyarakat yang bersangkutan. Secara garis besar, ideologi negara-negara
didunia ini dapat dikelompokkan menjadi 3 :
ü Liberalisme / kapitalisme
ü Sosialisme
ü Tidak termasuk liberalisme maupun
sosialisme
Implementasi dari masing-masing
ideologi ini melahirkan sistem perekonomian yang berbeda-beda. Pada gilirannya,
suatu sistem perekonomian tertentu akan saling menjiwai dengan koperasi sebagai
subsistemnya. Misalnya, ideologi pancasila dan sistem perekonomian yang
termaktub dalam pasal 33 UUD 1945 akan mewarnai peran dan misi koperasi
Indonesia. Sehingga bisa disimpulkan bahwa aliran koperasi dalam suatu negara
tidak dapat dipisahkan dari sistem perekonomian yang dianut oleh negara yang
bersangkutan.
KETERKAITAN IDEOLOGI, SISTEM
PEREKONOMIAN, DAN ALIRAN KOPERASI

Setiap sistem perekonomian suatu bangsa juga akan menjiwai
ideologi bangsanya dan aliran koperasinyapun akan menjiwai sistem perekonomian
dan ideologi bangsa tersebut. Hubungan masing-masing ideologi, sistem
perekonomian dengan aliran koperasi dapat dilihat sebagai berikut.
|
Ideologi
|
Sistem Perekonomian
|
Aliran Koperasi
|
|
Liberalisme / Kapitalisme
|
Sistem Perekonomian Bebas / Liberal
|
Yardstick
|
|
Komunisme / Sosialisme
|
Sistem Perekonomian Sosisalis
|
Sosialis
|
|
Tidak termasuk Liberalisme dan
Sosialisme
|
Sistem Perekonomian Campuran
|
Persemakmuran (Commonwealth)
|
ALIRAN KOPERASI
Dengan mengacu pada keterkaitan
ideologi dan sistem perekonomian disuatu negara, maka secara umum aliran
koperasi yang dianut oleh berbagai negara didunia dapat dikelompokkan berdasarkan
peran gerakan koperasi dalam sistem perekonomian dan hubungannya dengan
pemerintah. Paul Hubert Casselman membaginya menjadi 3 aliran.
v Aliran Yardstick
Aliran ini pada umumnya dijumpai pada
negara negara yang berideologi kapitalis atau yang menganut sistem perekonomian
liberalisme. Menurut aliran ini, koperasi dapat menjadi kekuatan untuk
mengimbangi, menetralisasikan dan mengoreksi berbagai keburukkan yang
ditimbulkan oleh sistem kapitalisme. Walaupun demikian aliran ini menyadari
bahwa organisasi koperasi sebenarnya kurang enting dalam masyarakat, khususnya
dalam sistem dan struktur perekonomiannya. Hubungan pemerintah dengan gerakan
koperasi bersifat netral. Pengaruh aliran ini cukup kuat, terutama
dinegara-negara barat dimana industri berkembang dngan pesat dibawah sistem
kapitalisme seperti Amerika Serikat, Perancis, Swedia, Denmark, Jerman, Belanda
dll.
v Aliran Sosialis
Menurut aliran ini, koperasi
dipandang sebagai alat yang paling efektif untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat, disamping itu menyatukan rakyat lebih mdah melalui organisasi
koperasi. Akan tetapi dalam perkembangannya, kaum sosialis menjadikan koperasi
sebagai alat sistem komunis itu sendiri, karena kaum sosialis diantaranya
berkembang menjadi kaum komunis.
v Aliran Persemakmuran
Aliran ini memandang koperasi sebagai
alat yang efisien dan efektif dalam meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat.
Koperasi sebagai alat atau wadah ekonomi rakyat berkedudukan strategis dan
memegang peranan utama dalam struktur perekonomian masyarakat. Hubungan
pemerintahan dengan gerakan koperasi bersifat Kemitraan (partnership) dimana pemerintah bertanggung jawab dan berupaya agar
iklim pertumbuhan koperasi tercipta dengan baik.
Perbedaan Aliran Koperasi
|
ALIRAN
KOPERASI
|
PERANAN
KOPERASI
|
HUBUNGAN
DENGAN PEMERINTAH
|
|
YARDSTICK
|
Koperasi
berperan sebagai alat pengukur, peneimbang, penetral dan pengoreksi dampak
negatif yang ditimbulkan oleh sistem ekonomi liberal (kapitalisme)
|
Hubungan
gerakan koperasi dengan emerintah bersifat netral, dimana pemerintah tidak
campur tangan terhadap jatuh bangunnya organisasi koperasi di masyarakat
|
|
SOSIALIS
|
Koperasi
berperan sebagai alat dalam mencapai masyarakat yang sosialis yang bercorak
kolektif
|
Koperasi
merupakan alat pemerintah menjadi bawahan pemerintah. Dengan demikian,
koperasi tidak mempunyai otonomi
|
|
PERSEMAKMURAN
(COMMONWEALTH)
|
Koperasi
berperan untuk mencapai kemakmuran masyarakat yang adil dan merata dimana
koperasi memegang peranan yang utama dalam dalam struktur perekonomian
masyarakat
|
Hubungan
koperasi dengan pemerintah bersifat kemitraan. Koperasi tetap mempunyai
otonomi, dan pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk ikut mengembangkan
koperasi ditengah-tengah masyarakat
|
Sumber :
Arifin, Sitio, M.Sc., Drs, dkk. 2008. KOPERASI Teori dan Praktik. Jakarta:Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar